Gennaro Gattuso Resmi Jadi Pelatih Timnas Italia, FIGC: Jersey Gli Azzurri Adalah Kulit Keduanya

Gennaro Gattuso Resmi Tangani Timnas Italia
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) akhirnya mengumumkan secara resmi penunjukan Gennaro Gattuso sebagai pelatih baru Tim Nasional Italia. Keputusan ini diumumkan dalam konferensi pers di Coverciano, markas pelatihan tim nasional, dan langsung mendapat perhatian luas dari media serta publik sepak bola di seluruh dunia. Penunjukan Gattuso menjadi babak baru dalam perjalanan Gli Azzurri, yang tengah mencari arah dan identitas pasca hasil mengecewakan di sejumlah turnamen besar terakhir.
Setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2022 dan tersingkir lebih awal dari Euro 2024, Italia membutuhkan figur yang tak hanya mampu meracik strategi permainan, tetapi juga membawa kembali semangat dan kebanggaan mengenakan jersey biru langit khas Gli Azzurri. Dalam hal ini, Gattuso dianggap sebagai sosok yang tepat.

FIGC: “Jersey Biru Itu Kulit Keduanya”
Presiden FIGC, Gabriele Gravina, dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa penunjukan Gattuso bukan semata berdasarkan reputasi sebagai mantan pemain besar, tetapi juga karena semangat dan filosofi yang ia bawa. Gravina menyatakan:
“Gattuso adalah sosok yang telah menunjukkan kepada dunia bahwa mengenakan jersey Gli Azzurri bukan hanya sebuah kehormatan, tetapi juga bagian dari identitas. Jersey biru itu adalah kulit keduanya.”
Pernyataan Gravina ini mengacu pada dedikasi luar biasa Gattuso ketika bermain untuk Italia selama lebih dari satu dekade. Dengan 73 caps dan peran sentral dalam keberhasilan Italia menjuarai Piala Dunia 2006, Gattuso merupakan simbol dari semangat juang dan determinasi yang selama ini menjadi ciri khas sepak bola Italia.
Perjalanan Karier Gattuso Sebelum Menjadi Pelatih Timnas
Dari Lapangan Hijau ke Pinggir Lapangan
Setelah pensiun sebagai pemain pada 2013, Gattuso segera merintis karier sebagai pelatih. Ia memulai dari bawah, menangani klub-klub kecil seperti FC Sion, Palermo, Pisa, hingga akhirnya kembali ke AC Milan, klub yang membesarkan namanya. Meski sempat diragukan di awal, Gattuso menunjukkan perkembangan dalam hal taktik dan manajemen pemain.
Kariernya kemudian berlanjut ke Napoli, di mana ia mempersembahkan gelar Coppa Italia pada musim 2019/2020. Setelah itu, ia sempat melatih Fiorentina (meski tanpa memimpin satu pertandingan pun karena konflik dengan manajemen) dan Valencia di La Liga Spanyol.
Karakter Keras dan Filosofi Sepak Bola
Gattuso dikenal sebagai pelatih yang memiliki karakter keras dan berapi-api—cerminan dari gaya bermainnya dulu sebagai gelandang bertahan. Ia menuntut disiplin tinggi dari para pemain dan menekankan pentingnya kerja keras, kolektivitas, serta komitmen terhadap lambang di dada. Filosofinya menekankan pada keseimbangan, organisasi, dan semangat juang, tiga elemen yang sangat Italia.
Meski demikian, Gattuso juga terus belajar dan memperbarui pendekatannya. Di Napoli, ia menunjukkan bahwa dirinya mampu menerapkan sepak bola ofensif dengan tekanan tinggi dan rotasi posisi yang cair.
Tantangan Besar di Depan Mata
Membentuk Ulang Skuad yang Kompetitif
Salah satu tantangan terbesar Gattuso adalah membentuk ulang skuad yang tangguh dan kompetitif untuk menghadapi babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Italia saat ini memiliki talenta-talenta muda yang menjanjikan, seperti Sandro Tonali, Gianluca Scamacca, dan Destiny Udogie, namun membutuhkan arahan yang tepat agar potensi mereka bisa berkembang secara maksimal di level internasional.

Gattuso harus bisa menyeimbangkan antara pemain muda dan senior, membangun kembali chemistry tim, serta mengembalikan mentalitas pemenang yang dulu sempat menjadi ciri khas Italia.
Menyatukan Visi, Menghadirkan Identitas
Kegagalan Italia di beberapa tahun terakhir juga disebabkan oleh hilangnya identitas permainan yang jelas. Gattuso ditantang untuk menyatukan visi permainan, menciptakan gaya khas yang mencerminkan budaya sepak bola Italia—bertahan dengan solid, menyerang dengan efektif, dan selalu bermain dengan kebanggaan mengenakan warna biru.
Gattuso sendiri dalam pernyataan perdananya menyebut bahwa dirinya ingin menjadikan tim nasional sebagai “keluarga tempur” yang siap berkorban demi lambang di dada. Ia berkata:
“Saya ingin melihat pemain-pemain yang bermain seolah-olah ini adalah laga terakhir mereka. Tidak ada yang lebih besar dari bermain untuk Italia.”
Dukungan Publik dan Legenda Sepak Bola Italia
Penunjukan Gattuso mendapat dukungan dari sejumlah legenda sepak bola Italia, termasuk Fabio Cannavaro, Gianluigi Buffon, dan Andrea Pirlo. Cannavaro mengatakan bahwa Gattuso memiliki kualitas kepemimpinan yang kuat dan sangat memahami tekanan bermain untuk Italia.
Buffon, yang kini menjabat sebagai bagian dari manajemen federasi, menyebut bahwa Gattuso memiliki “DNA Azzurri” yang tak bisa dibeli dengan uang.
Sementara itu, Andrea Pirlo—rekan duetnya di lini tengah saat menjadi pemain—mengatakan bahwa Gattuso adalah orang yang akan membuat para pemain ‘berdarah’ demi hasil terbaik.

Harapan Tinggi dari Tifosi
Para tifosi juga menyambut positif penunjukan ini. Banyak yang merasa bahwa Italia butuh figur emosional dan penuh gairah seperti Gattuso untuk menginspirasi generasi baru pemain. Media sosial Italia dipenuhi harapan dan ucapan selamat. Sebagian menyebut bahwa ini adalah “era baru Gattuso” yang bisa menjadi kebangkitan kembali Gli Azzurri.
Namun tentu saja, ekspektasi tinggi ini juga bisa menjadi tekanan besar. Publik Italia terkenal sangat kritis terhadap kinerja pelatih tim nasional. Jika hasil tak kunjung datang, maka kursi panas pun bisa bergoyang.
Strategi Gattuso: Apa yang Bisa Diharapkan?
Sistem Taktik Fleksibel
Gattuso dikenal tidak kaku dalam pendekatan taktik. Ia pernah menggunakan formasi 4-3-3, 4-2-3-1, bahkan 3-5-2 tergantung komposisi pemain. Ia bukan tipe pelatih yang memaksakan satu skema, melainkan menyesuaikan taktik dengan kekuatan dan karakter pemain yang ada.
Dengan stok pemain Italia saat ini, bukan tidak mungkin Gattuso akan mencoba kembali formasi klasik 4-3-3 atau bahkan menggunakan tiga bek dengan wing-back ofensif seperti Federico Dimarco dan Giovanni Di Lorenzo.
Menekankan Intensitas dan Pressing
Satu hal yang hampir pasti adalah: intensitas. Tim Gattuso selalu bermain dengan energi tinggi, menekan lawan sejak awal, dan mencoba mengendalikan permainan melalui fisik dan semangat. Ia menginginkan setiap pemain siap bertarung selama 90 menit.
Gattuso juga dikenal piawai membangun semangat tim. Ia tidak hanya melatih aspek teknis, tetapi juga psikologis. Dalam banyak kesempatan, ia mengatakan bahwa sepak bola bukan hanya soal kaki dan kepala, tetapi juga hati.
Jadwal Debut: Laga Persahabatan dan Kualifikasi
Gattuso akan memulai debutnya dalam laga persahabatan internasional melawan Argentina dan Jepang pada bulan September mendatang. Dua laga uji coba ini akan menjadi ajang uji coba formasi dan pemanggilan pemain.
Setelah itu, tantangan nyata datang di bulan November, ketika Italia akan memulai babak kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan negara-negara tangguh seperti Swiss dan Norwegia.
FIGC memastikan bahwa Gattuso diberi kewenangan penuh dalam pemilihan pemain, termasuk mengevaluasi struktur pelatih pendukung dan tim scouting. Ini adalah sinyal bahwa federasi serius mendukung proyek Gattuso jangka panjang.
Misi Jangka Panjang: Piala Dunia 2026 dan Euro 2028
Target Realistis dan Ambisi Tinggi
Federasi menargetkan agar Gattuso mampu membawa Italia kembali ke Piala Dunia dan setidaknya mencapai fase gugur di turnamen tersebut. Namun, target jangka panjangnya adalah membangun generasi emas baru Italia yang siap tampil di puncak pada Euro 2028 yang akan digelar di Inggris.
Pembangunan Akademi dan Kolaborasi dengan Klub
Sebagai bagian dari proyek jangka panjang, Gattuso juga akan terlibat dalam pembinaan pemain muda di level U-21 dan U-19. Ia dijadwalkan melakukan kunjungan ke berbagai akademi klub Serie A dan Serie B untuk menciptakan sinergi dalam mencetak pemain-pemain potensial untuk masa depan timnas.
Penutup: Era Baru Gli Azzurri
Penunjukan Gennaro Gattuso sebagai pelatih timnas Italia membuka lembaran baru yang penuh harapan dan tantangan. Ia datang dengan warisan sebagai legenda lapangan, membawa semangat juang dan cinta terhadap warna biru Italia yang tak terbantahkan.
Dengan dukungan federasi, pemain, legenda, dan tifosi, kini saatnya bagi Italia untuk bangkit. Gattuso memiliki semua yang dibutuhkan: pengalaman, semangat, serta rasa memiliki terhadap tim nasional.
Kini semua mata tertuju padanya. Akankah Gattuso mampu mengembalikan kejayaan Gli Azzurri? Ataukah tekanan yang berat akan menjadi penghalang?
Satu hal yang pasti—bagi Gattuso, mengenakan jersey biru bukan hanya soal kehormatan, tapi sudah menjadi bagian dari kulit dan jiwanya. Dan di tangan orang yang memandang jersey itu sebagai bagian dari hidupnya, mungkin kejayaan Italia akan kembali menyala.